Pelbagai Jenis Hantu Kepala Terbang Di Serata Dunia



Ternyata mitologi hantu kepala terbang ini terdapat dihampir semua negara Asia. Yang anehnya, banyak terdapat kemiripan satu sama lainnya. Untuk negara lain ttg hantu kepala terbang ini: Manananggal atau wakwak di Filipina, Phi Graseu/ Kra sui di Thailand, BrahmarākŞhasa di India, Leak di Bali, Palasik di Sumatera Barat. Dan di daerah Indonesia lainnya ternyata mengenal hantu sejenis (ya elah... sejenis) dengan nama yang berbeda. Seperti Antu Anton (kenapa mesti anton? kenapa ga erick atau jack?). Di Sulawesi dengan nama Poppo, di Manado dengan pok pok, Kuyang di Kalimantan.

Di Jepang, hantu kepala ini ada dua jenis. Yaitu Rokuro Kubi dan Nuke Kubi (apa ada hubungannya dengan kubi-kubi di Naruto ya :-?)

Rokuro kubi, yang berleher panjang dan mampu memanjangkan lehernya sepanjang jalan kenangan (tsaaahhhh) tetapi kepalanya tidak terpisah dengan badannya, dan Nuke kubi, hantu wanita yang bisa melepaskan kepala dari tubuhnya. Satu-satunya ciri nukekubi adalah adanya garis merah di lehernya yang merupakan tempat terlepasnya kepalanya, dan nukekubi sering menyembunyikan tanda ini.




Persamaan dari hantu kepala tsb
1. Mereka berwujud manusia biasa, dan hidup spt manusia biasa di siang hari. tapi di malam hari mereka berubah jadi hantu dengan kepala terbang meninggalkan badan untuk mencari mangsa. Ada juga beberapa hantu kepala ini seperti Leak, bisa mengubah dirinya (kepalanya) menjadi hewan atau bola api.

 2. Kebanyakan, asal muasal hantu kepala terbang ini bukanlah hantu beneran atau siluman. Tetapi wujud aslinya memang manusia biasa akan tetapi mereka belajar ilmu hitam (sihir) yang biasanya untuk mendapatkan kecantikan, awet muda/kehidupan abadi, atau kekayaan atau kesaktian lainnya dengan konsekwensi, iblis yang mengikat perjanjian dengan mereka meminta darah untuk menambah kekuatannya. Jadilah setiap malam kepala mereka melayang untuk mencari mangsa. Kebanyakan dari hantu kepala ini lebih menyukai darah bayi. baik bayi yang masih didalam kandungan, atau yang sudah lahir ataupun yang baru meninggal. Atau darah persalinan ibu yang baru melahirkan.

Tapi tak jarang juga, mereka menghisap darah orang dewasa seperti dilakukan oleh Nuke Kubi, walau Nuke Kubi lebih suka menghisap darah orang yang baru meninggal (mayat) daripada orang hidup. 

3. kepala mereka mampu terbang dengan tali perut terurai-urai. Darah yang menitik dari tali perut mereka dipercayai berbisa dan akan menyebabkan kudis kepada mereka yang terkena.Hantu ini terbang berupa kepala dan organ bagian dalam seperti usus, paru-paru, jantung yang ikut terbang bersama kepala. Kebanyakan, hantu kepala terbang ini adalah wanita, tetapi Nuke Kubi di Jepang dan palasik di Sumatera barat ada juga yang laki-laki. Leak juga ada yang laki-laki walau lebih banyak yang perempuannya. Malahan palasik di sumatera Barat lebih banyak laki-laki daripada perempuan.




4. Cara membunuh hantu kepala terbang ini hampir serupa satu sama lainnya. Yaitu, dengan mencegah kepala terbang ini untuk kembali bersatu dengan tubuhnya sampai matahari terbit yang katanya bisa membuat mereka mati terbakar atau dengan menyembunyikan tubuh mereka sehingga mereka melemah dan akhirnya mati. Di Filipina, tubuh Manananggal ini ditaburi garam atau bawang putih sehingga saat kepalanya kembali, ia tidak akan bisa menyatukan kepalanya dengan tubuhnya karena sudah ditaburi garam, dan akhirnya ia akan mati. Sedangkan untuk Manananggal bisa dihindari dengan pisau belati, cuka, cahaya, rempah-rempah, dan ekor ikan pari (yang kadang-kadang dibuat menjadi cambuk)

5. Hantu kepala ini ada kemiripan dengan vampir, yaitu suka menghisap darah (walau kebanyakan menghisap darah ibu lagi mengandung, darah persalinan, darah bayi/janin baik dalam keadaan hidup atau mati), mempunyai taring (ada juga lidah yang panjang), takut / tidak suka dengan bawang putih, dan mati terbakar karena cahaya matahari.

6. Dan yang kasihannya, biasanya keturunan mereka ikut terkena kutukan dari ilmu hitam yang dituntut oleh orangtua atau nenek moyangnya. Penurunan ilmu keketurunan ini, bisa terjadi secara otomatis (turun begitu saja yang biasanya ke salah satu anaknya setelah orangtuanya yang punya ilmu meninggal) atau secara disengaja, yaitu sipemilik ilmu HARUS mewariskan ilmu tersebut kesalah satu keturunannya sebelum ia meninggal.